Kesehatan mental akhir-akhir ini memang sedang banyak dibicarakan. Kebanyakan mereka yang ribut dengan masalah kesehatan mental ini konon dari generasi Z.
Tidak lain dan tidak bukan adalah penggunaan media sosial yang memiliki dampak negatif berupa rasa takut, khawatir dan cemas. Karena memang penggunaan sosial media yang tinggi akan mempengaruhi mental penggunanya.
Namun bagiku berisiknya gen Z akan kesehatan mental ini membawa pengaruh yang baik. Karena merekalah akhirnya banyak orang yang sadar akan pentingnya kesehatan mental. Kesehatan mental kini cukup diperhatikan.
Sebuah kesempatan baik aku bisa mengikuti webinar yang diadakan oleh Biro Psikologi Dinamis dengan membahas tentang emotional cleansing.
Narasumber Webinar
Webinar ini dilakukan via zoom meeting pada 20 Juni 2024. Menghadirkan narasumber yang sekaligus founder dari Biro Psikologi Dinamis yaitu Ibu Winda Kartika N., S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Beliau adalah Psikolog Klinis yang telah sejak lama membuka praktek dan melayani sesi konseling dari dalam maupun luar negeri.
Mengenal Apa Itu Emotional Cleansing
Secara harfiah emotional cleansing adalah pembersihan emosi. Beragam emosi negatif yang terpendam dalam diri akan dilepaskan. Agar diri ini bersih dari perasaan negatif sehingga kita akan merasa lega dan tenang.
Dalam melakukan emotional cleansing kita perlu memiliki pengetahuan yang cukup, cara yang tepat, disiplin dan konsisten serta bimbingan dan support sistem yang mendukung dan mampu.
Munculnya Sampah Emosi & Dampaknya
Emosi negatif itu berupa rasa kecewa, rasa bersalah, marah, rasa sakit, trauma bahkan kenangan buruk. Emosi negatif ini akan mengendap dan membentuk sampah emosi.
Sampah emosi ini muncul akibat dari kemarahan yang berupa rasa kesal, jengkel, benci yang menumpuk karena tidak tersalurkan dengan baik.
Kesedihan yang berupa rasa kecewa, terluka atau kehilangan yang tidak dihadapi dan dilepaskan. Rasa ingin membalas dendam atas perlakuan yang tidak adil.
Ketakutan berupa rasa cemas, gelisah, atau khawatir yang berlebihan dan tidak terkendali. Penyesalan atas sesuatu yang telah dilakukan atau tidak dilakukan. Perasaan iri hati yang berupa keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain.
Sampah emosi yang mengendap dan menumpuk akan membentuk beban emosional. Beban ini akan membuat langkah diri menjadi berat dan tentunya berdampak negatif.
Dampak negatif itu diantaranya
- Bisa memicu stress, kecemasan bahkan depresi.
- Membuat seseorang menjadi tidak percaya diri, tidak merasa kompeten dan perasaan tidak berharga.
- Sulit menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat.
- Menyebabkan konflik interpersonal dengan pasangan, keluarga bahkan teman.
- Membuat seseorang memiliki masalah kesehatan fisik tanpa penyebab yang jelas (psikosomatis)
- Memiliki mental block yang dapat mempengaruhi karir dan financial.
Manfaat Melakukan Emotional Cleansing
Beban emosional yang sedang kita pikul tersebut harus kita kelola dan dilepaskan secara perlahan. Karena melepaskannya akan membuat kita lebih menikmati hidup. Berikut ini adalah manfaatnya yang bisa kita rasakan
1. Meningkatkan kesehatan mental sehingga rasa cemas, stress dan depresi dapat berkurang
2. Memahami diri sendiri dengan lebih baik sehingga kita bisa melakukan refleksi dan introspeksi.
3. Membangun hubungan yang baik dan sehat dengan orang lain.
4. Meningkatkan produktivitas, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.
Cara Melakukan Emotional Cleansing
Berbagai emosi negatif itu perlu dikelola dan perlu proses untuk mengelolanya. Namun bukan berarti kita tidak bisa melakukannya.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan sebelum memutuskan untuk menghubungi ahlinya.
1. Menulis
Manfaat menulis memang baik bagi kesehatan. Bahkan ibu Winda juga menyarankan kita menulis untuk mengeluarkan tumpukan emosi tersebut.
Tuliskan semua apa yang sedang kita rasakan tanpa filter, tanpa mementingkan kaidah bahasa. Kalian bisa menulis ini di buku diary atau bahasa kekiniannya adalah journaling.
Bahkan aku yang seorang mom blogger pun tetap memiliki buku khusus untuk aku menumpahkan segala emosi bahkan amarah tanpa filter kata-kata.
2. Teman Cerita
Jika kalian sama sekali tidak gemar menulis, bisa juga berbagi cerita kepada teman yang dipercaya. Kerahasiaan itu penting bagi kita yang ingin melepas beban pikiran.
Maka ceritalah kepada teman, keluarga atau saudara yang bisa dipercaya. Kalian juga bisa bercerita pada terapis yang akan menjamin kerahasiaan cerita kita
3. Beraktivitas Fisik
Setiap dari kita pasti memiliki masalah emosional dalam diri. Ada yang masih di tahap awal atau bahkan ada yang sudah sampai mengganggu.
Jika kita masih di tahap awal dan masih bisa mengidentifikasi problem dalam diri sendiri ada baiknya kita keluar untuk berolahraga.
Karena dengan berolahraga ada hormon endorfin yang dilepaskan, yang dapat mengelola suasana hati. Itulah yang sedang aku lakukan akhir-akhir ini dan aku sendiri merasakannya.
4. Relaksasi
Selain berolahraga fisik kita juga bisa melakukan relaksasi berupa yoga ataupun meditasi. Kegiatan ini juga bisa kita lakukan di rumah saja dengan instruktur youtube atau media sosial lainnya. Tinggal kita sesuaikan dengan kemampuan dan durasinya.
5. Art Therapy
Bagi orang dengan berjiwa seni tinggi boleh dicoba melakukan art therapy. Cobalah untuk melukis, menggambar atau membuat sesuatu yang memang bisa mengekspresikan emosi yang sedang dihadapi.
Kesimpulan
Kesehatan mental saat ini mulai banyak diperhatikan dan aku sendiri mendapat kesempatan untuk mengikuti webinar yang membahas tentang emotional cleansing.
Emotional cleansing ini perlu kita lakukan untuk membuang emosi negatif dalam diri yang jika dibiarkan akan menumpuk menjadi sampah emosi.Sampah emosi ini akan menimbulkan enam dampak negatif bagi diri.
Webinar dari Biro Psikologi Dinamis ini membahas tentang manfaat melakukan emotional cleansing berserta caranya yang sudah aku rangkum di atas.
Referensi
Materi zoom meeting
https://rsj.acehprov.go.id/berita/kategori/artikel/alasan-utama-gen-z-rentan-kena-masalah-mental-menurut-studi
https://www.ipkindonesia.or.id/
Sebagai orang tidak mempercayai orang terdekat, tentu menulis tanpa filter adalah alternatif yang sangat ampuh. 👍🏻
BalasHapusRill kak, sebenernya berisiknya gen z itu tanda bahwa sudah ada perkembangan buat awarness terhadap kesehatan mental yang lebih baik ketimbang generasi sebelumnya.
BalasHapusBtw makasi buat sharing ilmunya kak, aku jadi tahu term emotional cleansey :))
Mengedukasi banget kak buat aku yang masih awal-awal menulis 🤐. Makasih ya kak manfaat banget baca ini, jadi lebih hikmat nemuin cara balikin mood 🙃
BalasHapus