Akhirnya setelah menonton film Exhuma yang tayang di bioskop terdekat. Ada film lain yang kembali menarik perhatian aku. Karya sutradara tanah air terkenal. Sebuah film karya Hanung Bramantyo yang berani mengangkat tema sensitif.
Akhirnya ada karya lain selain religi horor dengan judul unik-unik yang memenuhi antrean bioskop. Film Tuhan, Ijinkan Aku Berdosa ini adalah adaptasi dari karya novel berjudul Tuhan, Ijinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhiddin M Dahlan.
Karya novelnya saja sudah kontroversial. Bukan karena judulnya tapi karena isi novelnya yang kritis dan kisah yang diangkat dalam novel ini.
Oke langsung saja kita review film Tuhan Ijinkan Aku Berdosa karya Hanung Bramantyo.
Pemain Tuhan, Ijinkan Aku Berdosa
Aghniny Haque sebagai Kiran
Donny Damara sebagai Tomo
Djenar Maesa Ayu sebagai Mba Ami
Andri Mashadi sebagai Da'arul
Samo Rafael sebagai Hudan
Nugie sebagai Alim Suganda
Pemain Pendukung
Keanu Angelo sebagai banci salon
Nikita Mirzani sebagai resepsionis losmen
Profil Film
Judul : Tuhan, Ijinkan Aku Berdosa
Sutradara: Hanung Bramantyo
Produser: Raam Punjabi
Penulis naskah: Ifan Ismail
Perusahaan Produksi: MVP Picture, Dapur Film
Genre: Drama/ Religi
Rilis: 22 Mei 2024
Durasi: 117 Menit
Sinopsis Tuhan, Ijinkan Aku Berdosa
Kiran adalah mahasiswi yang berasal dari keluarga miskin di kampung. Meski begitu sosok Kiran ini adalah mahasiswi yang taat agama dan menjalani kehidupannya berdasar syariat islam.
Dia selama ini selalu berada di jalan Tuhan dan mengabdikan diri dengan cara berdakwah. Dia adalah perempuan yang kritis dan teguh pendirian. Di kampus dia tergabung dalam sebuah kelompok agama.
Hidup dari keluarga yang miskin ditambah bapaknya yang sakit-sakitan membuat Kiran harus hidup sehemat mungkin. Dia memilih tinggal di sebuah tempat penuh"maksiat".
Dia tinggal di tempat mba Ami. Pemilik salon yang dianggap remang-remang dan hanya kedok semata. Kondisi Kiran ini sampai juga di telinga teman-teman kelompok agamanya.
Solusi yang ditawarkan sungguh diluar prediksinya dan membawa Kiran pada pertarungan diri dengan Tuhan.
Kiran bisa tinggal di asrama pondok pesantren dan dia juga mendapat tawaran untuk menjadi istri dari pimpinan pondok pesantren tersebut. Masalah biaya sampai kebutuhan akan dipenuhi. Termasuk untuk keluarganya di kampung.
Kiran yang masih mahasiswi sedang berjuang lulus ini tidak yakin dan bimbang.
Hingga suatu hari dia mendapat telepon dari ulama pimpinan pondok yang hendak menikahinya. Jika tidak yakin maka kita bisa menikah secara siri dahulu. Begitulah kata sang ulama.
Ketika mengadakan pertemuan Kiran justru kaget. Dia tidak tahu kalau akan dijadikan istri ketiga. Dia banyak bertanya dan mengungkapkan jika sang ulama meneleponnya dan berkata akan nikah secara siri.
Perkataannya langsung dibungkam oleh sang ulama dengan kata FITNAH. Kehidupan kelam Kiran pun dimulai. Dia diteror dan dikejar kemanapun dia pergi. Tidak ada yang mempercayainya termasuk ibunya sendiri.
Dia marah dan kecewa pada kemunafikan manusia-manusia yang bertopeng agama ini.
Kiran Semakin Terjerumus
Berada di posisi Kiran tidaklah mudah. Ketika dia hanya ingin menyampaikan sebuah kebenaran langsung dibungkam hanya karena tidak ingin kelakuan buruk pimpinan mereka terbuka.
Belum lagi usaha jerih payah dan pemikiran dia dalam skripsinya baru saja disetujui namun atas nama ulama pimpinan ini. Semakin sakit hati lah jadinya.
Diteror sampai dicari-cari seolah buronan. Keluarga Kiran di kampung juga dihasut oleh kelompok ini. Sehingga sang ibu merasa malu dan kecewa pada anaknya.
Bimbang, marah,kecewa dan tidak ada tempat cerita. Begitulah kondisinya. Untungnya dia ditolong oleh mba Ami yang membantunya bersembunyi dari kelompok tersebut.
Dipersembunyiannya dia bertemu dengan Da'arul yang juga bagian dari kelompok tersebut. Hanya saja Da'arul mencoba membantu Kiran.
Mereka semakin dekat sampai Da'arul membantu Kiran kabur dari kejaran kelompok ini. Dalam pelarian mereka mampir di losmen yang dijaga oleh Nikita Mirzani dengan menyewa satu kamar.
And you know lah ya tiang agama ternyata masih belum mampu menyelamatkan mereka dari godaan nafsu lelaki dan perempuan dewasa dalam kamar tertutup.
Ternyata lelaki pada umumnya sama saja. Habis manis sepah dibuang. Pasca kejadian Da'arul menghilang begitu saja. Da'arul berkata Kiran menjerumuskannya dalam lembah dosa dan kemaksiatan. Dan ia menyesal.
Jika omongan ana dan antum di adu, siapakah yang akan lebih dipercaya??
Membasuh Diri Dengan Dosa
Sakit hati Kiran semakin dalam. Dia semakin benci pada kemunafikan. Terutama pada orang-orang yang berlindung di balik atribut keagamaannya. Pada akhirnya dia juga menjadi orang yang menggunakan itu.
Alur berubah kini dia membasuh dirinya dengan dosa. Kiran menjadi simpanan pak dosen Tomo. Dia juga menjadi pelacur yang pelanggannya bukanlah orang sembarangan.
Dia hanya melayani tokoh publik dengan citra publik yang baik dan agamis. Namun dibelakang itu mereka hanyalah manusia munafik.
Bolehkan jika aku sebut Kiran ini pelacur syar'i? Tanpa meninggalkan atribut keagamaannya.
Dia tetap menutup kepalanya dengan kain sebut saja kerudung. Berpakaian tertutup pula. Dia juga mabuk-mabukan, dugem ke diskotik juga dengan berpakaian seperti itu.
Kesan Menonton Film Tuhan, Ijinkan Aku Berdosa
Film ini alurnya maju mundur syantiek ya teman. Jadi di awal agak bikin bingung. Lho kok udah langsung adegan begitu....
Aku berusaha memahami karakter Kiran ini. Rasa sakit, marah, kecewa bisa aku pahami. Oke lah dia merasa marah karena cobaan yang dia dapatkan. Namanya juga manusia kan. Apalagi cobaan itu datangnya dari sesama golongannya yang justru memfitnah dirinya.
Tapi aku masih berusaha keras memahami mengapa rasa marah itu harus merugikan dirinya sendiri?? Kenapa harus jadi pelacur? Apa yang dia cari??? Otakku bergejolak perang pendapat.
Hal yang akhirnya aku tangkap adalah Kiran marah dan dendam pada Tuhannya. Jadi dia ingin menantang Tuhan. Sejauh mana dia akan "dipermainkan".
Film ini memang berani mengangkat hal yang sangat sensitif yaitu berkaitan dengan agama. Apalagi yang diangkat adalah agama mayoritas. Ditambah masyarakat Indonesia ini memang sangat tertarik dengan urusan agama.
Overall tidak ada yang mengganggu atau menimbulkan ketersinggungan sih sebenarnya. Karena yang diangkat ini adalah kelompok radikal. Ini terlihat menjelang akhir film.
Aku hanya merasa terganggu dengan pakaian Kiran. Apalagi adegan di diskotik itu. Kalau memang dia melacur ya harusnya lepaskan saja ciri khas pakaian dia. Dalam artian tidak usah lagi berkerudung. Kenapa masih komit "menutup aurat"??
Tapi aku baru ingat kalau inti film ini adalah manusia munafik. Jangan percaya pada penampilan orang.
Yang bercitra agamis belum tentu kelakuanya juga agamis. Mereka hanya membenarkan perilaku mereka dengan mencari celah dalil agama.
Pesan Film Tuhan, Ijinkan Aku Berdosa
Sebuah karya tentu memuat pesan didalamnya. Ini pesan yang aku tangkap dari film ini.
Beragama Itu Harus Pakai Akal
Hal yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya adalah diberikannya akal dan kecerdasan.
Manusia bisa berfikir, menentukan pilihan mengambil keputusan berdasarkan akal dan kecerdasannya. Maka dalam beragama harus tetap menjaga kewarasan akalnya. Agar tidak salah memahami dan melaksanakan perintah agama berdasarkan hawa nafsu.
Dengan akal yang sehat serta dibekali ilmu itulah yang akan jadi penerang bagi kita untuk selalu berada di jalan kebenaran dan kebaikan di dunia ini serta menghindarkan diri dari hal yang merusak dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dukungan Orang Tua
Seringkali aku bilang bahwa menjadi orang tua itu berat. Tapi tidak ada yang pernah memberitahukannya. Berat membesarkan anak agar menjadi anak yang baik dan berguna.
Tapi jauh dari hanya sekedar membesarkan tak kalah penting juga kita sebagai orang tua memiliki rasa percaya dan memberi dukungan penuh pada anak.
Jangan langsung percaya dengan omongan orang diluar. Tetap lakukan konfirmasi silang.
Seandainya saja ibu Kiran mau mendengarkan dan percaya pada anaknya apakah Kiran akan terjerumus pada lembah hitam??
Jika orang tua tidak bisa jadi tempat anak bersandar di kala susah lalu kemana dia akan menyandarkan dirinya?
Marah & Kecewa Itu Wajar
Marah karena kecewa itu perasaan yang wajar pada diri manusia. Namun bukan berarti harus menyakiti dan merugikan diri sendiri. Jangan penuhi hati dengan amarah, lepaskan saja amarah itu dan berpasrah diri pada Tuhan.
Itulah pesan langsung dari karakter bapak Kiran. Adegan yang menguras air mata.
Ending Film Tuhan, Ijinkan Aku Berdosa
Aku curiga mas Hanung ini pasti suka nonton Netflix series Korea nih. Entah merasa vibes nya seperti itu.
Film ini khusus usia 17+ ya. Karena memang menunjukkan adegan ranjang yang cukup nyata. Jadi bukan sekedar memperlihatkan pakaian berguguran di sebelah ranjang.
Aku juga takjub akan eksekusi adegan penyiksaan. Dimana Kiran diculik dan disiksa karena mempunyai sebuah rekaman aib salah satu tokoh penting.
Akting Aghniny Haque sangat memukau, anti jaim. Bikin speachless. Rasa sakit dan amarah yang dia rasakan sampai ke penonton.
Ending Film Tuhan, Ijinkan Aku Berdosa menyajikan open ending. Kan ciri khas Korean Netflix banget. Pas di adegan penting eh udahan. Menimbulkan rasa tanggung dan bikin penasaran.
Buat yang belum nonton buruan nonton gih. Karena kalau nunggu tayang di stasiun televisi pasti banyak adegan yang dipotong dan disensor.
Wah, sepertinya saya tidak akan berani menonton film ini. Ada rasa kekhawatiran jika nantinya saya malah mempertanyakan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu. Bagaimana jika kemudian saya malah jadi suudzon dengan orang lain. Overall, Mbak keren banget sih berani nonton film ini di bioskop.
BalasHapusAda ada saja judulnya ya...membuat kita makin berusaha memfilter anal-anak dengan aqidah yang lebih kuat lagi agar tidak terpengaruh zaman
BalasHapusIni film yang diangkat dari novel ya mba, dulu dan kayaknya sampe sekarang novelnya masih pro kontra hehe tapi kalau saya, judulnya aja udah serem ya, takuutt
BalasHapusMembaca judulnya sepertinya kok menimbulkan pro dan kontra. Seoran yg agamis dan akhirnya terjerumus ke lembah hitam akibat kekecewaan dan rasa marah. Penasaran pengin nonton juga.
BalasHapusDari judulnya aja sudah bikin kita nengok dan penasaran, apalagi film buatan mas hanung selalu berani mengambil isi sensitif yang terkadang agak tabu untuk dibahas
HapusWah aku ikut hanyut baca alur filmnya, haha. Kok aku juga ikut marah ya kalau jadi Kiran dipermainkan seperti itu. Luarnya aja yang baik, tapi dalamnya munafik. Berawal dari pimpinan agama, jadi ketemu manusia2 munafik lainnya. Duh jauh-jauhin sama orang kaya gitu.
BalasHapusHooo open ending tuh kaya gitu yaa mbaak, wkwkwk aku tahunya sad sama happy aja. Emang paling kesel kalau adem ayem tahu2 udahan.
Wkwkwk nanggung meskipun membebaskan kita berimajinasi sama endingnya
HapusMeskipun judulnya menimbulkan pro kontra, tapi hal kayak gini tuh banyak loh di masyarakat. Tinggal kita nya aja yang harus pandai-pandai memproteksi diri. Jadi penasaran sama film nya nih.
BalasHapusPas liat judul filmnya kayak ngeh pernah ada novel semacam ini, pantes aja bener cm agak diubah dikit ya judulnya. Hmmm, menarik bgt sih tp beneran sensitif dan terlalu berani. Apa ending di novelnya juga begitu ya mba? Hihi... Jd penasaran.
BalasHapusNovel "Izinkan Aku Jadi Pelacur" ini merupakan salah satu judul novel yang populer saat saya masih sekolah dulu. Namun, baru dari tulisan ini saya tahu alur ceritanya. Ternyata menarik dan cukup kontroversialnya. Tidak heran judulnya poluler dari zaman dulu.
BalasHapuswah jadi penasaran banget dengan film ini, biasanya film Hanung bagus sih, suka dengan caranya merangkai adegan demi adegan
BalasHapusMas Hanung makin sering membuat film dengan tema-tema sensitif. Tapi memang relate dengan sebagian kenyataan bahwa fakta orang-orang yang menggunakan agama itu ada
BalasHapusKalau mas hanung buat cerita yang beririsan dengan agama pasti menarik sih, walau kadang mengundang banyak kontroversi. Pernah liat beberapa adegannya waktu muncul di fyp tiktok hihihi
BalasHapusnggak kebayang ,gimana perasaan sesungguhnya jika itu beneran ada kiran didunia nyata. ketika ujian datang, disitu ketaqwaan diuji ya. semoga kita semua berada dalam lindungannya. Selalu taat apapun kondisinya
BalasHapuswah ini filmnya agak agak ya Mbak? mungkin ada hikmah yg bisa diambil g mbak dari film ini?
BalasHapusHikmah ini bisa juga pesan dr film ini kan?
HapusAduhh udah seru2 begini alurnya malah open ending, kan jadi syebelll. Padahal udah penasaran endingnya gimana, Kiran tobat? Balik jadi agamis? Atau justru hidup dengan kondisinya sekarang? Trus pimpinan pondoknya gimana kan dia tokoh utama antagonis ya istilahnya?
BalasHapusTapi kyaknya aku nggak berani nonton ini. Terlalu sensitif sekarang banyak yang begitu, agama hanya kedok. Mending memfilter diri sendiri kalo ketemu tokoh agamis yang dielu-elukan umat. Bukannya su'uzon tapi lebih ke hati-hati aja cari tokoh idola. Begitu nggak sih? Apalagi ada adegan ranjang yang eksplisit, aku gak berani liatnya, jadi risih gimana gitu hehe