Saat ini aku sedang mengikuti kelas belajar bahasa yang aku dapat infonya dari komunitas. Tentu saja kelas yang aku ambil adalah bahasa Korea.
Meski sudah pernah ambil kursus dan ikut kelas dimana-mana tetep saja kalau ada informasi belajar bahasa Korea pasti aku selalu ikutan.
Aku juga mengambil kelas bahasa Inggris sekalian recalling memori ketika jadi siswa dulu ya. Karena ternyata materinya ya sama seperti saat kita masih duduk di bangku sekolah.
Aku selalu semangat mencari kelas sebagai sarana belajar. Lalu aku menyadari kenapa aku semangat sekali belajar di usia ibu begini.
Karena Ibu Adalah Tempat Belajar
Menjadi orang tua rasanya tidak pernah mudah. Kenapa tidak ada yang memberi tahuku sebelumnya. Membesarkan dan mendidik keturunan kita agar menjadi anak yang berguna tantangannya sangat berat.
Ada hal-hal yang membuatku merasa kalau anakku harus lebih baik dari aku. Aku tidak ingin dia merasa banyak menyesal seperti ibunya.
Aku ingin terus mendampingi anak belajar meski itu tidaklah mudah. Bahkan di usia anakku yang sekarang TK ini aku sering kali merasa gagal menjadi guru pribadinya.
Seiring bertambah usia anak dan meningkat pendidikannya aku tetap ingin mengetahui banyak hal dan menjadi tempat anakku untuk bertanya. Sebagai ibu yang bisa setara dengan pengetahuan anak kelak.
Belajar Itu Mengurangi Overthinking
Setelah menjadi ibu aku merasa ada banyak hal yang mengganggu pikiran. Entah memang seperti itu adanya atau memang lingkunganku saja yang berubah.
Dulu ketika awal menikah dan anak masih bayi aku tidak pernah merasa overthinking dengan hal yang berada di luar kendali aku. Lalu kenapa makin kesini banyak hal yang mengusik ketenangan pikiran? Apa memang karena seiring bertambahnya usia??
Sebagai orang yang gampang jenuh dan gampang overthinking aku perlu melakukan kesibukan yang bisa mengalihkan pikiran. Dan belajar adalah salah satunya.
Ternyata memang ada hal yang harus selalu kita syukuri dalam hidup. Beruntungnya aku dipertemukan dengan teman sekomunitas yang selalu semangat upgrade diri. Beruntung pula aku mengenal dunia blogging ini.
Belajar di kelas blogging, belajar bahasa maupun belajar menulis bisa mengalihkanku dari pikiran-pikiran negatif yang mengganggu. Aku jadi sibuk memikirkan tugas dan kemampuan yang harus aku asah lagi.
Yuk Semangat Belajar Bu...
Memunculkan keinginan belajar itu tidak mudah apalagi menjaga semangatnya. Bahkan ada yang beralasan karena masalah usia jadi sudah tidak sanggup lagi.
Yuk terus belajar ibu-ibu. Ada cara yang bisa menjaga semangatmu dan rasa terus ingin belajar menyala dalam diri.
1. Tentukan Minat
Namanya mempelajari suatu hal tentu saja ada tekanan dan hambatan yang akan dihadapi. Itulah pentingnya kita menentukan minat. Hal apa yang ingin kita kuasai???
Jadi jika tekanan itu datang kita tidak mudah menyerah dan tetap semangat mempelajarinya.
Contoh sederhana minatku awalnya adalah bahasa Korea. Aku tidak bisa bilang bahasa Korea itu mudah karena semakin aku memperdalam rasanya semakin sulit. Tapi aku terus bersemangat belajar dan mencari bahan ajarnya.
Setelahnya aku mulai mempelajari ilmu blogging. Apakah ngeblog itu menulis saja?? Oh tentu tidak. Ada SEO on page ataupun off page yang harus dipelajari. Belum lagi kita harus bertemu dengan perkodean HTML yang sangat cantik itu.
Karena memang minat dan suka segala hambatan yang datang itu tidaklah membuat menyerah. Menangis, emosi dan lelah tentu saja tapi tidak lantas memadamkan api terus belajar dalam diri.
2. Dapatkan Dukungan
Memiliki pendukung dalam belajar itu perlu. Apalagi kita adalah istri dan ibu. Jadi bagiku dukungan suami itu mutlak.
Kata orang 90% pernikahan itu isinya ngobrol maka apapun kegiatan yang aku lakukan pasti sebelumnya sudah berdiskusi dulu dengan suami. Perihal kelas yang akan diikuti serta tantangan kedepannya seperti apa.
3. Prioritas & Atur Waktu
Dalam mengikuti kelas atau kegiatan untuk mengasah kemampuan perlu kita pilah juga waktunya mengingat kita punya prioritas utama sebagai ibu. Terlebih jika menjadi ibu rumah tangga.
Utamakan prioritas utama dan manajemen waktu agar tidak membuat kita merasa kewalahan dan lelah. Ada beberapa kelas pengembangan diri yang tidak ramah ibu karena tuntutan yang ekstra waktu dan perhatian.
Jadi sesuaikan dengan kemampuan dan keadaan diri kita juga ya bu..
4. Lingkungan Yang Mendukung
Sama seperti hadirnya dukungan suami dalam memberikan ijin belajar maka lingkungan pertemanan juga sama pentingnya.
Pernah suatu ketika aku merasa malas dan kehilangan arah dalam menulis lalu ada teman satu komunitas yang chat mengajak ikut suatu kelas.
Jika kita memiliki teman-teman yang semangat belajarnya tinggi kita juga jadi ikutan semangat mengasah diri.
Memiliki lingkungan pertemanan yang sama-sama mengajak kita berkembang sedikit tidaknya mempengaruhi keputusan kita juga.
Kesimpulan
Saat ini belajar apa saja bisa kita nikmati dengan mudah. Ada komunitas yang mengadakan webinar singkat bahkan kelas pengembangan diri lanjutan.
Ada juga website my skill yang menyediakan berbagai pilihan skill yang bisa dipelajari.
Sebagai ibu perlu memiliki semangat belajar karena ibu adalah tempat belajar bagi anak dan kita juga perlu mengalihkan pikiran dari hal-hal yang tidak seharusnya dipikirkan.
Posting Komentar
Posting Komentar