Kenangan itu sudah lama tidak muncul tapi ngga tau kenapa tiba-tiba dia muncul lagi. Emang ya yang namanya trauma atau kenangan menyakitkan itu tidak akan pernah bisa hilang. Dia kayak terkubur aja jauh dalam diri yang suatu saat bisa muncul lagi.
Saat itu belum kenal dengan istilah toxic relationship. Mungkin sudah ada tapi belum seheboh sekarang. Ya karena masa itu internet belum berkembang seperti saat ini. Masih jaman kirim sms dan pesan MMS tau. Belum ada tuh istilah android apalagi whatsapp. wkwkwk kelihatan ya umurnya sekarang. Btw, pada tau ngga tau ngga apa itu pesan MMS?
Cara keluar dari toxic relationship juga ya mana tau. lha wong terjebak di dalam hubungan seperti itu saja aku ngga tau. Tapi emang ada peran orang-orang yang membantu untuk bisa menghadapi situasi itu dengan baik.
Kisah Kelam Masa Putih Abu-Abu
Emang ya masa-masa SMA itu emang masa yang paling indah. Sampai ada lagunya kan itu. "Tiada masa paling indah masa-masa di sekolah". Bisa dibilang remaja tanggung kali ya.
Layaknya remaja putri pada umumnya aku bukan yang termasuk nakal tapi bukan juga polos. Remaja rata-rata biasa lah. Yang namanya pacaran masa sekolah juga mengalami.
Sampai pada suatu hubungan yang bikin trauma bin stress. Untung bukan masa-masa ujian kelulusan. Entah bagaimana awalnya aku bisa terlibat dengan lelaki model begini.
Mungkin saat itu aku kelas 2 atau kelas 3 semester awal aku lupa. Yang aku ingat dia adalah kelas 3 dan menjelang lulus. Bahkan sampai dia lulus aku masih bersamanya.
Sebenarnya hubungan tidak sehat itu mulai terlihat ketika dia sudah lulus sekolah dan sedang mencari kerja. Entah gabut entah apalah dia mulai membuatku tidak nyaman dengan segala perilakunya.
Sampai di suatu titik aku udah ngga bisa lagi, dan aku minta putus. Huru haranya dimulai dari sini. Dari dia yang mulai mencegat di depan sekolah sampai bikin rusuh di kost aku. Sumpah ini masa-masa yang... grrrggrgrgrgrrrrr
Sampai yang aku harus nebeng sama temen buat menghindar. Harus melibatkan bapak kost dan ibu kost pula. Belum lagi temen-temen satu kostan. Sampai dititik yang aku bener-bener ketakutan dalam kamar. Bahkan disidang bapak kost juga biar tau duduk perkaranya.
Sumpah itu rasa takut ya malu juga campur aduk jadi satu. Ngga berhenti disitu aja. Sampai yang dia selalu menunggu di lingkungan kost. Pernah juga dia mengajak bertemu lagi dan temen sekamarku melihat dia bawa tali. Bahkan sms ancaman dan segala macam itu masih tiap hari aku terima.
Tapi memang pertolongan Tuhan dan mungkin memang belum waktunya jadi syukurnya tidak terjadi apa-apa dan aku bisa menghindari pertemuan tersebut.
Belum lagi ancaman bahwa dia akan menyakiti diri sendiri, ancaman dia akan bunuh diri dan lain sebagainya bikin aku stress. Sampai yang aku ngga percaya bahwa aku harus mengalami hal seperti ini. Heyyy aku itu masih SMA bahkan belum lulus gila!!!
Sosok Yang Menguatkan
Emang ya keluarga itu harus jadi support sistem terbaik buat anaknya. Meski keluargaku juga bukan termasuk keluarga sempurna apalagi happy family gitu.
Tapi memang dari dulu aku lebih dekat dengan bapakku. Bukan hubungan anak dan bapak yang harmonis. Aku lebih sering membenci tapi aku juga lebih sering curhat apapun ke bapak. Bahkan sampai hubungan pacaran juga aku terbuka sama bapakku. Karena dia emang selalu kepo sih. Nanya mulu, kalo ngga godain mulu.
Sampai aku cerita masalah lelaki ini sama bapakku. Dia menanggapi dengan santai padahal aku udah stress dan deg-degan juga takut kena semprot.
Dengan santainya dia memberi satu nasehat dan kata motivasi yang bener-bener aku pegang dan aku ingat jelas. Berbekal dari situ aku mulai berani mengabaikannya, segala sms ancaman, makian atau apapun itu aku mulai mengabaikannya dan ngga mau ambil pusing. Sampai yang dia bener-bener menghilang dari kehidupanku.
Ciri-Ciri Toxic Relationship
Kenali beberapa ciri-ciri berikut ini agar teman nuna tidak terjebak dalam hubungan yang ruwet.
1. Dikontrol Pasangan
Dalam hal apapun dia selalu berusaha memaksakan kehendaknya agar dituruti. Kalau ngga dituruti dia akan mulai meragukan cinta dan sayang kita. Maka timbullah pertengkaran yang ngga ada habisnya.
2. Dicurigai dan Dikekang
Dikit-dikit ngga boleh. Dikit-dikit kudu laporan. Dikit-dikit curiga. Ngga boleh gini, ngga boleh begitu. Dahlah pusing banget ngga sih sama hubungan yang begitu.
3. Memiliki Sifat Egois
Yang namanya membangun suatu hubungan kita tidak bisa mementingkan ego sendiri. Orang dengan sifat egois selalu mementingkan dirinya sendiri. Setiap keputusan akan diambil tanpa melibatkanmu atau meminta pendapatmu.
4. Mengintimidasi
Kalau orang tersebut bersalah dia akan menganggap itu karena kesalahanmu. Dia tidak pernah meminta maaf apalagi mengakui kesalahannya. Suatu kesalahan terjadi itu ya akibat dirimu. Dia akan terus mengintimidasimu sehingga kamu merasa bersalah meskipun tidak salah.
5. Merasa Stres
Suatu hubungan harusnya bisa memberi kenyamanan dan kedamaian. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Kamu terus merasa stres jika bersamanya.
Cara Keluar Dari Toxic Relationship
Nyatanya tidak banyak orang yang sadar jika dirinya terjebak dalam hubungan yang toksik. Meskipun sadar biasanya susah untuk keluar dari hubungan tersebut. Kebanyakan seperti itu.
Jika teman nuna sedang berada dalam hubungan yang toksik segeralah untuk keluar sebelum lebih jauh lagi. Berikut beberapa cara keluar dari hubungan toksik dan merugikan.
1. Jujur Dengan Diri Sendiri
Coba tanya pada diri sendiri apakah mampu untuk terus berlanjut dengan pasangan saat ini? Kenali perasaan sendiri dengan jujur. Apakah bisa terus berlanjut dengan sikapnya yang seperti sekarang? Jangan takut merasa kesepian atau merasa kehilangan.
2. Miliki Sistem Pendukung
Seperti ceritaku diatas aku mendapat kekuatan dari nasehat bapakku. Terbukalah masalah pasangan dengan orang tua. Jangan ada yang namanya backstreet lover. Udah kayak judul lagu aja ini. Ya intinya saat terjadi masalah atau kalian terjebak dalam hubungan tidak sehat ada orang tua yang bisa memberi solusi.
Memiliki sahabat yang menjadi pendukung juga bisa. Jika merasa lebih nyaman bercerita dengan sahabat maka lakukanlah. Sahabat yang baik pasti membantu kita keluar dari masalah. Asal kitanya juga terbuka dalam menerima nasehat.
3. Cintai Diri Sendiri
Mencintai diri sendiri itu penting. Lakukanlah hal yang membuat diri kita bahagia atau hobi yang sempat tertunda karena menjalin hubungan. Terjebak dalam hubungan toksik itu pastinya membuat stres. Kita layak bahagia dengan cara kita sendiri.
4. Layak Dapat Yang Lebih Baik
Jangan merasa rendah diri untuk lepas dari pasangan yang membuat stres apalagi ruwet. Yakinkan pada diri sendiri bahwa kita bisa dan layak mendapat pasangan yang lebih baik. Bahwa dia bukanlah satu-satunya orang yang kita butuhkan. Yakinkan diri bahwa kehidupan akan jauh lebih baik jika lepas darinya.
5. Putuskan Kontak
Kalau kataku pasangan toksik itu kayak permen karet. Susah dibersihkan. Dia akan memanipulasi kita dengan kata-kata. Mulai dari ancaman sampai yang kata-kata kembali lembut.
Saat memutuskan keluar dari toxic relationship segera hapus kontaknya dan tidak perlu lagi menjalin komunikasi. Ini adalah jalan terbaik.
Itulah cara keluar dari toxic relationship yang teman nuna harus ketahui. Pengalaman itu adalah guru berharga yang akan membentuk kita kedepannya. Jangan terpuruk. Kita harus mampu selalu bangkit.
Setuju banget mbak sama caranya keluar dari hubungan toxic, pernah mengalami juga saat kuliah hampir lulus sampai saya sudah kerja dia terus mengejar, dimulai dari mengirim sms ke teman-teman saya, ngehack akun fs saya, ngespam email, sampai ngancam pacar saya saat itu, mendatangi ortu saya, bahkan nekat nyusul saya ke kalimantan wkwkwk. Saya sampai ketakutan, saya melihat sosoknya tapi untuk dia tidak melihat saya, saya langsung masuk kamar ngasih tahu teman-teman kosan dan nitip beli ini itu, besoknya dia ke kantor untungnya saya lagi keluar kota jadi kami nggak ketemu . Malu banget sih sampai banyak orang terlibat begini, apalagi waktu itu saya anak baru dan harus memberi tahu ini kepada bos rasanya udah nggak punya muka hehe. Dan memang support dari orang-orang sekitar itu sangat penting. Seremnya emang sih hubungan toxic ini
BalasHapusmalunya itu ya mbak yang bikin susah terima. Udah ketakutan malu pula. terus ngelibatin banyak orang juga. Serem emang.
Hapus