Perjuangan menjadi ibu tidak mudah
Setuju kan dengan kalimat diatas. Setiap perempuan yang menjadi ibu pasti mengalami bahagia yang luar biasa. Apalagi ini adalah kelahiran anak pertama yang sudah dinanti-nanti.
Meski bahagia tapi perasaan lainnya pasti mengikuti seperti cemas dan lelah. Apalagi kita baru saja menjadi ibu baru.
Sebagai ibu yang seumuran dengan anggota BTS Suga, boleh lah dikatakan kita ini ibu millenial ya. Apalagi ibu yang melek teknologi sebagai mom blogger.
Bagiku menjadi ibu muda itu memiliki banyak tantangan. Gaya parenting yang jauh berbeda dengan orang tua kita bisa memunculkan debat. Belum lagi jiwa ibu muda yang terbiasa kerja atau kongkow dengan teman bahkan pasangan.
Itulah tiba-tiba aku ingin bercerita tentang suka duka menjadi ibu baru. Meski anakku kini bukan bayi lagi, tapi pengalaman saat mengurus dia waktu bayi itu ternyata penuh cerita.
Suka Duka Menjadi Ibu Baru
Gara-gara otakku yang berisik malam-malam munculah ide postingan ini. Meskipun anak saat ini baru saja sekolah PAUD, masih bisa dikatakan ibu baru lah ya.
Kalau dipikir-pikir lagi menjadi ibu itu berat tapi ternyata bisa kok dilalui. Menjadi ibu itu menuntut kita harus terus belajar. Inilah suka duka yang aku alami setelah menjadi ibu.
1. Masa Hamil
Kalian inget tidak dengan adegan di drama Our Blues yang ibu hamil penjaga warung itu minta tolong ke suaminya buat ngiketin tali sepatunya. Tapi si suami justru ngomel-ngomel dan bilang "ngiket sepatu sendiri aja ngga bisa." Pecah kan perang dunia.
Aku juga pernah mengalami ini. Tapi bukan karena suami ngomel-ngomel. Lebih tepatnya sedang tidak ada di rumah. Aku dan suami masih jadi anak kost. Ketika itu ada kegiatan kantor. Pakailah aku sepatu olahraga kan.
Dan aku pun kesulitan untuk mengikat tali sepatu itu. Tidak ada orang untuk dimintain tolong. Udah mencoba berbagai posisi dan gaya tetep saja tali sepatu itu susah digapai. Rasanya saat itu pengen nangis tapi harus kuat.
Tapi yang membuat bahagia adalah merasakan gerak bayi dalam perut. Bagaimana dia berputar bahkan menendang-nendang. Ada rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
2. Masa Melahirkan
Setiap ibu pasti punya cerita melahirkannya masing-masing. Ada orang yang melahirkan dengan mudah ada pula dengan susah payah. Ada yang bilang melahirkan itu mempertaruhkan nyawa. Iya memang betul.
Bagiku sendiri yang susah itu bukan proses melahirkannya. Meski proses melahirkanku bisa dibilang susah juga. Perjuangan terberat bagiku adalah menahan rasa sakit sampai pembukaan lengkap. Bagaimana menahan rasa bayi yang ingin keluar tapi belum boleh dikeluarkan.
Ketika berhasil melaluinya dan melihat sang bayi keluar dengan selamat rasanya justru lega.
3. Ibu Baru
Welcome to the world....
Banyak yang bersuka cita atas kelahiran bayi baru ini. Justru disinilah perjuangan dimulai. Merawat bayi mungil yang terlihat ringkih dan tak berdaya. Bahkan menggendong saja belum berani.
Bersyukur masih ada ibu yang membantu merawat.
Memiliki peran baru tentu bukan hal mudah. Tubuh saja perlu menyesuaikan diri.
Penyesuaian Diri
Sebagai ibu baru tentu saja ada banyak hal baru yang akan dihadapi. Fisik dan mental harus kuat.
Begadang
Jam tidur bayi yang belum teratur membuat kita lebih banyak bergadang. Bahkan aku sampai merasakan vertigo saking rendahnya tekanan darah akibat begadang yang bukan sembarang begadang.
Perjuangan mengASIhi
Tidak semua ibu diberi kemudahan dalam memberikan ASI. Ada juga yang harus berjuang demi bisa mengeluarkan setetes ASI. Dan balik lagi ke kondisi tubuh si ibu. Melansir dari halaman halodoc.com, pendarahan pasca persalinan jadi salah satu faktor yang menyebabkan ASI tidak bisa keluar setelah melahirkan.
Itulah yang terjadi padaku. Mulai dari mengkonsumsi obat pelancar ASI sampai ke asupan makanan. Berkahnya adalah aku jadi suka sayur pare. Karena menurut informasi yang aku dapatkan dan berbagai masukan, pare bisa merangsang keluarnya ASI.
Menahan diri
Selama proses mengASIhi ada banyak makanan yang harus aku hindari. Percaya tidak percaya apa yang kita makan akan berpengaruh ke ASI dan memberi dampak ke bayi.
Dibilang tidak percaya aku sendiri mengalaminya. Ketika aku menyusui aku menghindari makan sayur kol. Karena membuat perut bayi jadi kembung. Bayi yang masih belum bisa lancar buang gas akhirnya jadi rewel karena perutnya terasa tidak nyaman.
Selain itu dari hamil sampai menyusui aku masih menghindari makanan pedas. Padahal saat itu hobi banget makan pedas terlebih mie pedas.
MPASI
Memasuki tahap MPASI, lagi-lagi harus belajar banyak hal. Menyiapkan makanan bayi yang baik dan bergizi. Aku tidak mengadaptasi cara MPASI menurut ibuku. Aku juga menghindari pemberian makanan instan yang dijual di pasaran.
Jadi aku belajar dari berbagai sumber online termasuk buku karya dokter anak Meta Hanindita. Alhamdullilah selama MPASI aku selalu memberikan hasil masakanku sendiri.
Lagi-lagi persoalan MPASI ini adalah kesabaran dan ketekunan. Akan ada masanya anak mogok makan. Makanan dilepeh dan disembur-sembur. Ya begitulah menjadi ibu. Melelahkan, butuh usaha tapi membuat bahagia.
Kesadaran Setelah Mempunyai Anak
Ada hal-hal yang akhirnya membuat diri ini harus berubah. Terutamanya menurunkan ego.
Aku dan suami termasuk orang yang suka nongkrong, suka jalan-jalan pula. Kalau nongkrong nyarinya pasti warung kopi.
Kalau nongkrong itu enaknya menghabiskan malam kan. Tidak enak kalau nongkrong ala anak sekolah. Jam sepuluh sudah harus dirumah.
Setelah anak bisa diajak jalan-jalan bersama dalam artian dia sudah bukan bayi lagi. Ternyata kebiasaan diri harus dirubah. Kalau pergi ya ketempat ramah anak. Jam pulang juga tidak bisa malam-malam.
Sebagai ibu juga harus rela lebih banyak berada di rumah daripada jalan-jalan atau nongkrong bersama teman. Makanan dan minuman juga harus dijaga agar anak tidak ikut-ikutan.
Lucunya adalah dulu ketika anak masih dibawah 2 tahun sekedar menikmati mi instan saja harus nunggu anak tidur. Atau makan sambil sembunyi-sembunyi. Demi anak tidak makan mi instan di usia terlalu dini.
Menikmati waktu sendiri jadi hal syulit sekali dilakukan. Kapan terakhir kali menikmati film di bioskop?? Bersyukurlah kalian punya orang tua yang bisa dititipkan anak saat kita sedang merasa lelah atau jenuh.
Karena sebagai perantau hal itu sangat sulit didapatkan.
Kesimpulan
Menjadi ibu baru itu penuh perjuangan. Ada suka duka menjadi ibu baru. Begitulah menjadi ibu. Bagaimanapun toh kita adalah ibu kuat yang berhasil melaluinya.
Kita belajar banyak hal dalam membesarkan anak tapi terkadang kita justru belajar banyak dari anak. Kepolosan dan tingkah lakunya bisa memberi kebahagiaan dan suntikan energi.
Posting Komentar
Posting Komentar